Kajian Puisi
”Berdiri Aku” Karya Amir Hamzah
Berdasarkan Pendekatan Ekspresif
(Sebuah Kajian Psikologi Sastra)
Disusun Oleh:
WAWAN SUMARWAN
NPM. 200621579061
Disusun untuk Menyelesaikan Tugas
pada Mata Kuliah Rangkuman Analisis Bacaan Sastra
dengan Dosen Drs. UNTUNG MARTOTOMO
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puja dan puji bagi Allah SWT. atas berkat Karunia dan Inayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tulisan ini. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan bagi Baginda panutan alam, Nabi Muhammad SAW. juga bagi keluarganya, para sohabat dan kita semua, muslimin dan muslimat yang semoga mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Makalah yang berjudul “Kajian Puisi Berdiri Aku karya Amir Hamzah Berdasarkan Pendekatan Ekspresif (Sebuah Kajian Psikologi Sastra)” ini disusun untuk menyelesaikan tugas penyusun pada mata kuliah Rangkuman Analisis Bacaan Sastra dengan dosen Drs. Untung Martotomo di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Maka harapan penulis, kiranya makalah ini, sesuai dengan harapan Bapak Dosen pada mata kuliah yang dimaksud.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Penulis merasa berbahagia bila ada pembaca yang mau memberikan saran dan masukan bagi perbaikan tulisan ini. Dan akhirnya hanya kepada Allah SWT. jualah penulis memohon, semoga tulisan ini memberikan manfaat yang baik guna kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam ilmu sastra, baik bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Bogor, 2009
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
II. Kerangka Teori
BAB II PEMBAHASAN
I. Puisi
II. Penafsiran Pemahaman Puisi
III. Biografi Singkat Pengarang
IV. Kajian Berdasarkan Tinjauan Psikologi
BAB III PENUTUP
I. Kesimpulan
II. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Puisi adalah sebagai alat pengungkapan fikran dan perasaan atau sebagai alat ekspresi, (Taufik Ismail). Puisi termasuk salah satu bentuk karya sastra. Karya sastra merupakan bentuk komunikasi antara sastrawan dengan pembacanya. Apa yang ditulis sastrawan dalam karya sastranya adalah sesuatu yang ingin diungkapkan pada pembaca. Dalam penyampaian idenya tersebut sastrawan tidak bisa dipisahkan dari latar belakang dan lingkungannya. Abrams (1976:6) mengemukakan dalam komunikasi antara sastrawan dan pembaca tidak akan terlepas dari empat situasi sastra, yaitu : karya satra, sastrawan, semesta, dan pembaca. Untuk itu terdapat empat pendekatan dalam kajian karya sastra, yaitu :
- Pendekatan objektif (objective criticism), yaitu kajian sastra yang menitik beratkan pada karya sastra.
- Pendekatan ekspresif (expressive criticism), yaitu kajian sastra yang menitik beratkan pada penulis.
- Pendekatan mimetik (mimetic criticism), yaitu kajian sastra yang menitik beratkan terhadap semesta/alam.
- Pendekatan pragmatik (pragmatic criticism), yaitu kajian sastra yang menitik beratkan pada pembaca.
Menurut Juhl, berkaitan dengan pendekatan ekpresif, bahwa kedudukan penulis karya sastra sebagai faktor yang menentukan dalam penafsiran karya sastra. Oleh karena itu, pada makalah ini, penyusun akan mengkaji puisi ”Berdiri Aku” karya Amir Hamzah berdasarkan pendekatan ekspresif dengan fokus kajian pada kajian tentang psikologi sastra.
II. Kerangka Teori
Pendekatan ekspresif adalah pendekatan dalam kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya pada ekspresi perasaan atau temperamen penulis (Abrams, 1981:189). Karya sastra tidak akan hadir bila tidak ada yang menciptakannya sehingga pencipta karya sastra sangat penting kedudukannya (Junus, 1985:2).
Dalam pendekatan ekspresif psikologi pengarang menjadi salah satu bahan kajian dalam mengkaji sebuah karya sastra. Sebab dalam penciptaan sebuah karya sastra perlu adanya dorongan-dorongan (Id), pengalaman hidup, maupun pemikiran-pemikiran secara objektif pengarangnya. Oleh sebab itu, pada sebuah karya sastra, pembaca dapat mengetahui unsur-unsur psikologis yang sedang dialami pengarang dalam tulisannya.
Bab II.
PEMBAHASAN
I. PUISI
Berdiri Aku
(Karya: Amir Hamzah)
Berdiri aku disenja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang.
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun alun di atas alas.
Benag raja mencelup ujung
Naik marak menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak.
Dalam rupa maha sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
II. PENAFSIRAN PEMAHAMAN PUISI
Puisi dapat mengandung isi yang bersifat faktual serta sesuatu yang bersifat abstrak. Maka dalam memahaminya, terdapat puisi yang dapat langsung difahami dan ada juga diperlukan penafsiran terlebih dahulu. Dalam menafsirkan puisi terdapat banyak teori-teori. Namun Tzvetan Todorov, memperingatkan tentang bahaya mendewakan teori. Bagi Todorov adalah lebih baik berspekulasi, sambil juga meraba-raba, tetapi sepenuhnya memiliki kesadaran diri, dari pada merasa memiliki pemahaman tetapi masih buta dan nekat bergerak membabi buta.
Dan penafsiran pemahaman secara sederhana puisi “Berdiri Aku” karya Amir Hamzah ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dengan puisinya ini, Amir Hamzah (pengarang) merenung dalam kesendiriannya, dimana pengarang menunggu/mencari tentang makna hidup (judul puisi). Dimana warna-warni, seluk-beluk, kejadian-kejadian, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sangat beraneka ragam, corak, dan jenis. Pengarang mendeskripsikan kehidupan, sebagaimana kehidupan dan hiruk pikuk peristiwa yang terjadi di laut, pantai, dan gunung (bait 1 dan 2), dan pelangi (bait 3). Lalu dalam kesendiriannya ini, pengarang mencoba merenung mencari sesuatu yang diidam-idamkan semua manusia. Sesuatu yang dicari dalam hidup ini, yaitu tentang tujuan yang pasti dan terarah. Dan hal inilah yang menjadi pangkal kehidupan manusia. Yaitu masa aman, tentram, masa kesejahteraan, dan kebahagiaan (bait 4).
III. BIOGRAFI SINGKAT PENGARANG
Dalam penelitian ekpresif, mengetahui latar belakang pengarang merupakan hal yang mesti dilakukan. Karena bagaimana kita akan mengetahui dengan baik isi pesan yang disampaikan tanpa mengenal/mengetahui siapa yang menyampaikannya atau siapa pembuat pesannya.
Amir Hamzah lahir di Tanjung Pura pada tanggal 28 Pebruari 1911, dan wafat pada tahun 1946. beliau belajar di H.I.S, A.M.S dan belajar di Sekolah Hukum Tinggi. Ia dibesarkan dalam lingkungan yang taat beragama Islam, dan banyak mempelajari kesusastraan Melayu Lama, sehingga dalam karyanya banyak menggunakan bahasa Melayu Lama dan bahasa daerahnya, contohnya pada puisi “Berdiri Aku”. Amir Hamzah termasuk salah seorang pendiri dan pemimpin Pujangga Baru.
IV. KAJIAN BERDASARKAN TINJAUAN PSIKOLOGIS
Asumsi dasar penelitian pikologi sastra antara lain dipengaruhi oleh anggapan bahwa karya sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconcius) setelah jelas baru dituangkan kedalam bentuk secara sadar (conscius). Dan kekuatan karya sastra dapat dilihat dari seberapa jauh pengarang mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaan yang tak sadar itu ke dalam sebuah cipta sastra.
Pada puisi “Berdiri Aku” ini, Amir Hamzah mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaannya tentang sesuatu yang merasuk dalam imajinasi dan pemikirannya tentang pencarian makna hidup dan tentang sesuatu yang menjadi tujuan utama manusia dalam kehidupan ini. Lalu pengalamannya tersebut menjadi imajinasi yang melahirkan produk kreatifitas yang berupa karya sastra dalam puisinnya yang berjudul “Berdiri Aku” ini.
Misalnya pada bait ke 1
Berdiri aku disenja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang.
Penulis mengungkapkan rasa emosionalnya tentang apa yang dirasakannya pada apa yang dilihatnya. Penantian dan perenungan diri terhadap apa yang dilihatnya tentang peristiwa/kejadian di suatu pantai/laut menjadi pengalaman yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Begitu juga pada bait ke dua :
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun alun di atas alas.
Pada bait ini, penulis mengungkapkan hubungan antara kehidupan manusia dengan peristiwa alam. Terlihat pada baris – Angin pulang menyejuk bumi – Menepuk teluk mengempas emas – bahwa angin laut (peristiwa alami) dapat dimanfaatkan oleh nelayan (kegiatan manusia) untuk membawa perahunya ke daratan dengan membawa hasil lautnya.
Selain itu perwatakan tokoh yang ditampilkan Amir Hamzah mampu menggambarkan perwatakan tokoh yang semakin hidup. Dimana tokoh “aku” pada puisinya ini tiada lain adalah dirinya sendiri. Namun selain itu tokoh “aku” juga bisa mewakili manusia secara umum. Dimana terlihat dalam setiap baitnya, tokoh “aku” menjadi subjek sekaligus objek dari setiap makna yang dimaksudnya.
Sentuhan-sentuhan emosi yang ditampilkan tokoh “aku” dalam puisi Amir Hamzah ini sebetulnya gambaran kekalutan dan kejernihan batin pencipta karya sastranya sendiri. Hal ini menjadikan keorsinilan karya sastra ini. Kekalutan ini terlihat pada penggambarannya tentang proses alam sebagai bagian dari yang mewarnai kehidupan, dan yang menggambarkan peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian dari kehidupan manusia. Hal ini nampak pada bait ke 3 :
Benag raja mencelup ujung
Naik marak menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak.
Bait ini bermakna, pelangi yang membentang dari satu ujung, naik ke langit dan turun di satu ujung lainnya dengan keindahan warna-warni yang dapat membuat lupa siapapun yang melihatnya, yang padahal pelangi itu hanyalah sesuatu yang semu, tidak dapat disentuh, namun hanya dapat dilihat saja. Hal ini juga merupakan gambaran pengarang tentang kehidupan ini. menggambarkan tentang ambisi manusia, nafsu manusia, dalam berusaha dan melihat sesuatu tentang duniawi.
Amir Hamzah dalam mencipta puisi ini, menggunakan cipta, rasa, dan karyanya. Ia, mengungkapkan gejolak jiwanya tentang kehidupan dan tujuan kehidupan ini. Dimana pada bait terakhir, penulis mengungkapkan gagasan dari puncak kegelisahan jiwaannya dengan ungkapannya bahwa dalam semua peristiwa yang terjadi baik yang terjadi oleh sebab manusia ataupun alamiah merupakan gambaran dari kehidupan yang dapat ditafakuri manusia sebagai sesuatu yang sangat sempurna, dari kegelisahan rasa rindu yang menggugah rasa haru di hati dan perasaan untuk mencapai keinginan yang didambakan yaitu merasakan kebahagiaan, kesejahteraan dalam tujuan yang jelas dalam kehidupan ini. Bait tersebut berbunyi:
Dalam rupa maha sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
Ungkapan penulis tentang hidup dan kehidupan serta makna kehidupan pada puisinya yang berjudul “Berdiri Aku” ini, juga dilatar belakangi kehidupan penulis. Yaitu bahwa penulis dibesarkan dalam lingkungan terpelajar baik pendidikan duniawi ataupun pendidikan agamis.
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Puisi sebagai bentuk komunikasi sastra tidak akan terlepas dari peranan pengarang sebagai pencipta sastra. Maka pendekatan ekspresif merupakan pendekatan yang mengkaji ekspresi perasaan atau temperamen penulis (Abrams, 1981:189). Dan begitu juga pada puisi “Berdiri Aku” karya Amir Hamzah pengkajiannya lewat pendekatan ekspresif, merupakan upaya untuk dapat memahami karya sastra ini secara lebih baik sebagai satu kesatuan yang padu dan bermakna (Burhan Nurgiyantoro).
Berdasarkan pendekatan ekspresif dengan kajian psikologi sastra, dapat dikatakan bahwa puisi “Berdiri Aku” karya Amir Hamzah merupakan hasil cipta karya penulisnya dari pengalaman pada kejiwaan dan pemikiran pengarangnya pada situasi setengah sadar lalu dituangkan kedalam bentuk secara sadar. Dan Amir Hamzah mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaannya tentang hidup dan kehidupan duniawi ke dalam puisi “Berdiri Aku” ini.
Kajian psikologi sastra pada puisi “Berdiri Aku” ini juga menitik beratkan pada tokoh dan perwatakan tokoh “aku”, dan aspek pemikiran dan perasaan pengarang itu sendiri ketika mencipta karya sastra ini. Perasaan gelisah, kesepian, pencarian, kerinduan, serta harapan kebahagiann merupakan gambaran dari perasaan hasil dari pemikiran pengarang yang di terapkan pada tokoh “aku” dengan perwatakannya. Selain itu, biografi pengarang menjadi bagian latar belakang yang merupakan bagian bekal dalam memahami karya sastra berdasarkan psikologi pengarangnya.
II. DAFTAR PUSTAKA
- Abubakar, Benyamin. “Kajian Puisi” Pegangan Pak Ben. .
- Aminudin. . Pengantar Apresiasi Karya Sastra. . Sinar Baru AlGensindo.
- Alisjahbana, S.Takdir. 2006. Puisi Baru. Jakarta. Dian Rakyat.
- Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra, Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta. MedPress.
- Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta. Grasindo
Catatan:
Pemahaman makna kata puisi
Judul:
Aku sedang menunggu termenung sendiri
Bait 1
Aku sedang menunggu sendirian dengan penuh perasaan kesepian. Menunggu dengan termenung di pantai, dimana terlihat burung camar yang terbang melayang lalu menyentuh buih ombak, pohon bakau merunduk hingga puncaknya terurai ke bawah, dan ombak yang membumbung tinggi datang menjadikan ubur (sejenis hewan laut) terurai merata di lautan.
Bait 2
Angin pulang menyejuk bumi. Artinya angin laut yang berhembus (angin yang berhembus dari lautan ke daratan) menggambarkan waktu itu terjadi pada siang hari.
Menepuk teluk mengempas emas. Menepuk teluk berarti angin tersebut menyentuh/menuju ke teluk, mengempas artinya memukul pada ombak, emas artinya harta/kebaikan. Mengempas emas berarti angin tersebut membawa kebaikan/penghasilan bagi para nelayan karena biasanya nelayan yang pulang menangkap ikan memanfaatkan angin ini untuk kembali ke daratan membawa hasil tangkapannya.
Lari ke gunung memuncak sunyi. Berarti bahwa lari ke tempat yang tinggi hingga merasa sunyi dan sepi berarti pergi ke tempat yang sepi
Berayun alun di atas alas. Artinya berada di tempat yang bergoyang dengan pelan yang berada di atas sesuatu yang bisa di jadikan pijakan/alas.
Bait 3
Benang raja mencelup ujung. Artinya garis cahaya pelangi yang berpangkal pada satu ujung dan berujung pada ujung yang satunya lagi.
Naik marak menyerak corak. Maksudnya warnanya terlihat naik melengkung dengan berbagai warna yang cerah
Elang leka sayap tergulung. Maksudnya, hingga burung elangpun terlena melihatnya sampai sayapnya tergulung, artinya tidak bisa terbang.
Dimabuk warna berarak-arak. Maksudnya, hingga tergila-gila karena indahnya warna yang bersusun bermacam-macam warna.
Bait 4
Dalam rupa maha sempurna. Maskudnya dengan gambaran semuanya itu, terlihat sangat sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu. Aksudnya merasakan kerinduan akan sesuatu yang mengganggu/mengaduk dan menggugah rasa haru di hatinya/perasaannya
Ingin datang merasa sentosa. Maksudnya, kerinduan tersebut yaitu kerinduan akan datangnya masa aman dan tentram, kesejahteraan dan kebahagiaan.
Menyecap hidup bertentu tuju. Maksudnya, menikmati merasakan hidup yang mempunyai kepastian arah/tujuan.
ternyata mt kuliahnya p ben yg super singkat ga sia2 nih, bravo!
sangat bagus kajiannya,, GREAT
mau tanya untuk “Abrams (1976:6) mengemukakan dalam komunikasi antara sastrawan dan pembaca tidak akan terlepas dari empat situasi sastra, yaitu : karya satra, sastrawan, semesta, dan pembaca” diambil dari buku judulnya apa ya?
oke uga karya dan pemahaman kajian puisinya sangat brmanfaat